Merokok tidak hanya merusak jantung dan paru-paru. Mereka yang banyak merokok di usia pertengahan tampaknya meningkatkan risiko demensia atau Alzheimer di usia lanjut. Demikian kesimpulan para peneliti Finlandia sebagaimana disampaikan dalam Archives of Internal Medicine (Oktober, 2010).
Minna Rusanen, MD dan rekan-rekannya mengevaluasi data kesehatan sekitar 21.000 orang yang berpartisipasi dalam survei antara tahun 1978- 1985, ketika usia mereka antara 50 sampai 60 tahun. Para ilmuwan tersebut menemukan bahwa pada 1994-2008 (ketika usia rata-rata mereka 71 tahun) hampir 5400 peserta telah menerima diagnosis demensia, termasuk 1.136 dengan penyakit Alzheimer dan 416 dengan demensia vaskular. Mereka yang merokok lebih dari dua bungkus per hari pada usia setengah baya memiliki risiko 100 persen lebih tinggi terkena demensia dibandingkan yang tidak merokok. Mantan perokok atau mereka yang merokok kurang dari setengah bungkus per hari tampaknya tidak memiliki peningkatan risiko. Hubungan antara merokok dan demensia tidak bervariasi oleh ras atau jenis kelamin.
Penyebab peningkatan risiko demensia masih belum jelas. Merokok merupakan faktor risiko yang diketahui untuk stroke dan mendorong penyakit yang merusak saraf. Risiko demensia vaskular tampaknya melalui mekanisme yang sama. Selain itu, merokok mendukung stres oksidatif dan peradangan, yang diyakini penting dalam perkembangan penyakit Alzheimer. “Ada kemungkinan bahwa merokok memengaruhi perkembangan demensia melalui jalur pembuluh darah dan degenerasi saraf,” tulis para peneliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar