Diagnosis
Osteoporosis didiagnosis melalui pengukuran karapatan tulang (Bone Mineral Density). Hasil pengukuran dikenal dengan nama T-score, yaitu jumlah standar variasi di atas atau di bawah rata-rata BMD pria/wanita sehat usia 30 tahun. World Health Organization (WHO) memberikan klasifikasi? BMD sebagai berikut:Definisi WHO mengenai Osteoporosis Menurut Kerapatan Tulang | ||
T-Scores | Kategori BMD | |
Contoh | Cakupan | |
1.0 0.5 0 -0.5 -1.0 | -1 ke atas | Normal |
-1.5 -2.0 | -1 to -2.5 | Osteopenia |
-2.5 -3.0 -3.5 -4.0 | -2.5 ke bawah | Osteoporosis |
Apakah penyebab osteoporosis?
Saat kita beranjak tua, tulang-tulang kita menjadi menipis karena setelah usia 30 tahun tingkat pembuatan sel tulang baru lebih rendah dari tingkat kehilangan/kerusakan sel tulang. Bila hal itu terjadi, tulang akan kehilangan mineral, massa dan struktur sehingga membuatnya lemah dan mudah patah.Selain penuaan, BMD rendah dapat disebabkan pula olah kelainan gastrointestinal (gastrektomi, radang saluran pencernaan, kelainan kelenjar pankreas, dll) , kelainan bawaan (Ehlers-Danlos syndrome, Marfan syndrome, and homokistinuria), kelainan pola makan (anorexia nervosa, bulimia nervosa), dan lainnya.
Evaluasi medis yang menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik, dapat menunjukkan apakah ada penyebab sekunder yang mengakibatkan osteoporosis.
Siapa yang berisiko?
Baik wanita maupun pria sama-sama rentan terkena osteoporosis bila mereka gagal mendapatkan kerapatan tulang maksimal di usia 30 tahun.? Peak BMD (BMD saat usia 30 tahun) diketahui memiliki pengaruh terbesar terhadap perkembangan osteoporosis. Kenaikan peak BMD sebesar 10%, misalnya, dapat menangguhkan osteoporosis hingga 13 tahun.Perempuan lebih berisiko terkena dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan memiliki peak BMD lebih rendah dan karena kecepatan kehilangan massa tulang meningkat akibat perubahan hormonal pasca menopause.
Pencegahan dan Perawatan
Osteoporosis dapat dicegah dan dihambat dengan konsumsi makanan yang berkadar kalsium dan vitamin D tinggi, olah raga yang menahan beban tubuh (berjalan, berlari, push-up) atau beban lain (angkat barbel, dll) dan gaya hidup sehat (menghentikan rokok, minuman beralkohol dan berkafein). Merokok dan kafein meningkatkan sekresi kalsium di urin sehingga mempercepat pengeroposan tulang. Alkohol dapat mengganggu fungsi hati/ginjal dalam proses metabolisme kalsium.Obat-obatan sejenis calcitonin (Miacalcin), alendronate (Fosamax), or risedronate (Actonel) dapat menghambat osteoporosis, tetapi harus dikonsumsi dengan resep dokter. Dokter akan memberikannya setelah mempertimbangkan tingkat kesehatan dan risiko Anda terkena patah tulang di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar