Para remaja yang berada dalam kelompok lebih mungkin melakukan tindakan berisiko seperti pesta minuman keras, merokok, kebut-kebutan di jalan dan bahkan melakukan kejahatan, demikian kesimpulan sebuah studi baru. Para peneliti di Universitas Temple di Philadelphia menemukan bahwa para remaja lima kali lebih mungkin mengalami kecelakaan mobil ketika dalam kelompok daripada saat berkendara sendirian, dan mereka lebih cenderung melakukan kejahatan dalam kelompok.
Para peneliti itu, yang menganalisis aktivitas otak para remaja saat mereka membuat keputusan berisiko sendirian dan saat bersama rekan-rekannya, menemukan bahwa ketika bersama teman-teman mereka para remaja lebih berani mengambil risiko dibandingkan ketika mereka sendirian.
Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk melihat aktivitas otak pada orang dewasa muda dan orang dewasa saat mereka membuat keputusan dalam permainan simulasi mengemudi. Para peserta diharuskan membuat keputusan apakah akan berhenti di lampu kuning ketika sampai di suatu persimpangan atau tetap melaju dengan resiko bertabrakan dengan kendaraan lain.
Mengambil risiko dengan menerobos lampu kuning menawarkan imbalan berupa waktu tempuh yang lebih cepat, tetapi juga berkonsekuensi kecelakaan. Meskipun peserta remaja dan orang tua berperilaku sama ketika bermain game sendirian, para remaja yang tahu bahwa teman mereka sedang menyaksikan mengambil lebih banyak risiko. Daerah otak yang terkait dengan imbalan menunjukkan aktivasi lebih besar ketika remaja tahu bahwa mereka sedang diamati rekan-rekannya.
Para peneliti menduga kehadiran teman-teman mempertinggi kepekaan remaja terhadap keuntungan yang didapatkan karena pada tahap kehidupan itu pengakuan teman-teman sebaya begitu penting.
“Kita tahu bahwa ketika seseorang dihargai karena satu hal maka penghargaan lain menjadi lebih menonjol. Karena remaja menemukan bersosialisasi sangat menyenangkan, kami menyimpulkan bahwa berada bersama teman-teman mengubah pola pengambilan keputusan dan membuat remaja lebih memperhatikan potensi keuntungan dari sebuah keputusan yang berisiko ,” kata Steinberg, ketua tim peneliti.
Dengan temuan ini, para remaja perlu waspada agar tidak terjerumus melakukan tindakan konyol yang berbahaya saat berkumpul bersama teman-teman mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar